Rabu, 30 Januari 2013

BROSUR


FORMULIR PENDAFTARAN


FORMULIR PENDAFTARAN SISWA BARU
  1. IDENTITAS MURID
1. Nama Murid                      : ……………………………………………
2. Jenis Kelamin                  : L / P
3. Tempat, Tgl Lahir             : ……………………………………………
4. Agama                               : ……………………………………………
5. Daftar baru / pindahan   : ……………………………………………
6. Alamat                               : ……………………………………………

  1. ORANG TUA MURID / WALI
1. Nama Ayah / Ibu              : ……………………………………………
2. Tempat / Tgl. Lahir           : ……………………………………………
3. Pendidikan                       : ……………………………………………
4. Pekerjaan                          : ……………………………………………
5. Alamat                               : ……………………………………………
                                                  ……………………………………………
            6. Telepone/HP                    : …………………………………………….

                                                                                                Bandung, …………….
Kepala Sekolah                                                                   Orangtua Murid




Drs. BASYARIAH                                                                ________________
NIP 19551230 198003 1 012

=========================
KETERANGAN:
Bagi yang ingin mendaftar caranya dapat mengcopy formulir pendaftaran ini dan mengisinya, kemudian dikirim kepada kami melalui email ke alamat email kami slbdypacbandung@gmail.com
jika formulirnya sudah terkirim silahkan untuk konfirmasi melalui telepon (022) 2014874 setiap hari senin-kamis jam   08.00 - 14.00
Terimakasih.

Kamis, 17 Januari 2013

penerapan model pembelajaran Inkuiri bagi siswa


 


Menggunakan model pembelajaran Inkuri bagi ABK (amin Sarjono)
Pembelajaran merupakan proses penyampaian pengetahuan yang harus dilakukan dengan baik untuk dapat diterima anak. Terlebih dalam penyampaian ilmu pengetahuan  atau materi yang bersifat exact sangat memerlukan penjelasan dan pejabaran yang jelas dan nyata.
Dalam pembelajaran yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus telah timbul permasalahan tentang ketidakmampuan siswa dalam melakukan analisis hasil pengamatan terhadap apa yang telah diamati, walaupun secara sederhana. Seharusnya anak  memiliki kemampuan dalam menganalisis yang bersifat sederhana. Dalam praktek pembelajaran sering dijumpai nilai prestasi siswa rendah, sedikitnya siswa yang mampu mencapai nilai  KKM.  Anak tidak memiliki kemampuan menganalisis ini terjadi dikarenakan bahwa selama anak belajar, guru dalam menyampaikan materi hanya cukup menggunakan media gambar yang bersifat dua dimensi.  Meskipun metode yang digunakan  yang digunakan sudah bervariasi seperti peragaan/demontrasi dan tanya jawab, pembelajaran sering dilakukan di dalam kelas dan tidak dilakukan dengan cara mengamati benda-benda yang nyata di sekitar sekolah. Guru menganggap bahwa media gambar sudah dianggap cukup dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anak. Terkadang guru harus membawa anak berkursi roda keluar kelas/halaman sekolah. Hal ini menjadi penyebab lemahnya pemahaman siswa. Terbukti ketika siswa diajak melakukan pengamatan terhadap tanaman yang ada di halaman sekolah, kemudian ditanyakan tentang apa yang telah diamati, tidak sedikit siswa yang tidak memberikan tanggapan atau komentar terhadap apa yang telah diamati. Selain itu juga terjadi rendahnya motivasi dan prestasi belajar. Dari cuplikan peristiwa tersebut, timbul dalam benak kita mungkinkan penerapan model inkuiri diskaveri dalam pembelajaran bagi ABK? Berikut uraian singkat ini model inkuri.

Metode Inkuiri
}  Inkuri atau to inquri adalah mencari agar tahu, bertanya tentang sesuatu, atau mencari informasi. Menurut Wiraatmadja (2002:137), belajar dengan melakukan inkuri  pada dasarnya adalah cara siswa untuk “menemukan sendiri”, dan karena itu Bruner menyebutnya Discovery. Setrategi mengajar dengan menggunakan metode inkuiri ini menempatkan siswa tidak hanya dalam proses mendengarkan, akan tetapi siswa  melibatkan dirinya dalam pencarian intelektual yang aktif, pencarian  dengan memanipulasikan data yang dikumpulkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman sendiri, atau oleh orang lain, untuk dipahami dan dibermaknakan. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
}  Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
}   Ciri strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
}  seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
}  Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.

            Apabila dengan ekpositori (ceramah), pembahasan materi pengajaran yang menjadi tujuan  guru dalam tugasnya, maka dengan inkuiri  siswa dituntut untuk menggunakan  materi pengajaran tersebut  untuk dikembangankan lebih luas menjadi pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilaiyang lebih bermakna (meaningful).
Salah satu faktor yang rnenunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media / alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. AIat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih bermakna.

             Menurut Wiraatmadja (2002:137), inkuiri sebetulnya tidak hanya berarti bertanya, atau mencari tahu, lebih luas dari itu, karena menuntut siswa untuk mencari makna  yang lebih dalam, yang mengharuskannya berbuat sesuatu  dengan  dengan melakukan kegiatan intelektual agar ia menghayati  pencapaian pemahamannya. Jadi salah satu unsur  inkuiri yang terpenting bagi siswa adalah bahwa inkuiri itu sebagai proses. Selanjutnya, menjelaskan  berbagai perlengkapan inkuiri (tools of inquiry) yang diperlukan, seperti pengetahuan tentang sumber-sumber informasi, konsep dasar dan konsep-konsep  yang perlu untuk menganalisis, serta proses inkuirinya sendiri. Untuk melakukan inkuiri, pengkaji perlu mengetahui dimana sumber-sumber informasi yang dapat diandalkan, lengkap dan mutakhir. Ia juga mahir dalam menggunakan konsep-konsep untuk menganalisis,  yang  yang merupakan alat dasar (basic tools) inkuiri.

 Ada beberapa kelebihan inkuri, Wiraatmadja (2002: 141-142) menjelaskan :
  1. Peserta didik dengan aktif mencari informasi dan data sendiri, maka hal tersebut akan lebih diingat,
  2. Discovery membuat peserta didik belajar bagaimana memanfaatkan petunjuk dan pengarahan, serta mencatatkan penemuan-penemuan.  Dengan cara demikian ia akan mampu menghadapi permasalahan dan situasi baru,
  3. Dengan discovery peserta didik didorong oleh motivasi instrinsik,
  4. Peserta didik mengembangkan keterampilan, nilai  dan sikap yang diperlukan untuk belajar mandiri,
  5. Discovery mengembangkan daya kognitif sampai tingkat tinggi dan mengembangkan berpikir intuitif,
  6. Dengan mengambil kesimpulan secara  logis dari hasil inferensi dan data  yang berhasil dikumpulkan, maka peserta didik dilatih untuk berpikir deduktif dan induktif.


Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri
1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
    Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
2. Interaksi
     Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
3. Bertanya
     Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai “penanya”
     Mengembangkan sikap kritis siswa dengan selalu mempertanyakan segala fenomena yang ada.
4. Belajar untuk Berpikir
    Belajar adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak secara optimal
5. Keterbukaan
     Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. secara terbuka

          PROSEDUR PEMBELAJARAN INKUIRI (akhmad sudrajat : 2011)

1.Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

2.      Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

3.      Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

}  4. Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

}  5. Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi dan opini, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

}  6. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.           

Bagaimana kemungkinan penerapan metode Inkuiri di tempat kerja Anda, dilihat dari:
  1. Karakteristik siswa
  2. Sumber dan lingkungan belajar
  3. Kompetensi guru
  4. Kurikulum sekolah


Senin, 14 Januari 2013

SISTEM PENDIDIKAN ANAK TUNA DAKSA DI SLB-D YPAC BANDUNG

Sistem pendidikan anak Tunadaksa di SLB-D YPAC Bandung dengan cara melakukan proses belajar mengajar di Ruang Sumber Belajar (RSB). Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa: RSB lebih dapat meningkatkan potensi anak secara optimal, karena di RSB terdapat banyak sumber dan alat-alat yang dapat membantu pemahaman anak dalam belajar. Disamping itu juga anak sambil latihan bergerak dengan berpindah antar RSB, anak tidak mudah bosan dan pengajaran yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak.

1.      Tujuan Belajar di RSB
Secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin, dan secara khusus agar anak Tunadaksa dapat mandiri baik dalam mengurus dirinya sendiri maupun dapat menghidupi dirinya. Minimal menjadi lebih baik atau selangkah lebih maju dari apa yang telah dimiliki anak.
2.      Proses Belajar di RSB
Langkah-langkah belajar di RSB melalui prosedur sebagai berikut:
ATD→PENGELOMPOKAN(KLASIFIKASI)→ASSESMEN→PENYUSUNAN PROGRAM (IEP)→PELAKSANAAN PBM DI RSB→EVALUASI→FOLLOW UP.
Berdasarkan proses tersebut, maka RSB ditata sesuai dengan kurikulum yang digunakan, yaitu meliputi:
  1. Ruang assesmen
  2. Ruang program umum yang terdiri dari semua bidang studi yang diajarkan, yaitu: RSB Agama, RSB Bahasa, RSB Matematika, RSB IPA, RSB IPS, RSB PPKN, RSB Kesenian, RSB Keterampilan, dan RSB Penjaskes.
  3. Ruang program khusus yang terdiri dari: RSB Bina Diri, RSB Bina Gerak, dan RSB Bina Bicara.
  4. Ruang program muatan lokal yang terdiri dari: RSB Kesenian Daerah
  5. Ruang program pilihan yang terdiri dari: RSB Pertukangan, menjahit, memasak, komputer, fotograpi, dll.
3.      Cara Belajar di RSB
Sebelum belajar di RSB, anak Tunadaksa perlu diklasifikasikan sesuai dengan kriteria menjadi kelompok akademik, kelompok keterampilan, kelompok pengembangan, dan kelompok Autis. Kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut:
a.       Melaksanakan assesmen per anak sebagai dasar penyusunan program. Adapun jenis asesmen yang dilakukan meliputi:
1)      Pengumpulan data kemampuan dan ketidakmampuan fisik tentang: kekuatan otot-otot, luas daerah gerak sendi (Range of Motion/ROM), kemampuan motorik halus dan motorik kasar, dan kemampuan gerak dasar tubuh yang dilakukan oleh Fisioterapist dan dokter ahli rehabilitasi.
2)      Pengumpulan data kemampuan psikis tentang: tingkat kecerdasan, bakat, minat, dan emosi, dilakukan oleh Psikolog.
3)      Pengumpulan data kemampuan akademik dan keterampilan dasar tentang: calistung, bidang studi, dan aktivitas kehidupan sehari-hari (Activity of Daily Living/ADL) dilakukan oleh guru-guru.
4)      Pengumpulan data kemampuan sosialnya, dilakukan oleh guru dan sosial worker.
5)      Pengumpulan data kemampuan keterampilan/vocasional dilakukan oleh guru keterampilan.
b.      Penyusunan Program
1)      Program kelompok disusun sebagai berikut:
a)      Kelompok akademik programnya sesuai kurikulum yang disesuaikan dengan kemampuan nyata anak.
b)      Kelompok keterampilan programnya: Calistung dan keterampilan dasar sesuai dengan kemampuannya.
c)      Kelompok pengembangan programnya: sosialisasi, bermain, dan day care
d)     Kelompok autis, programnya individual
2)      Program individual disusun berdasarkan kemampuan masing-masing anak
c.       Pelaksanaan Program Belajar di RSB
Proses belajar mengajar di RSB dilaksanakan per kelompok yang kemampuannya sama atau hampir sama. Proses belajarnya bertitik tolak pada kemampuan masing-masing anak dengan berprinsip pada individualisasi pengajaran.
d.      Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan baik pada saat proses belajar berlangsung maupun setelah selesai (Evaluasi proses dan hasil).
e.       Bimbingan Belajar
Bagi ATD yang mengalami kesulitan dalam belajar perlu diberikan bimbingan baik secara individual maupun secara kelompok dengan remedial teaching.
f.       Pembinaan Karier dan Pekerjaan
Kegiatannya dimulai sejak melakukan asesmen kemampuan keterampilan dasar oleh guru keterampilan dan psikolog untuk mengetahui kemampuan dan minatnya. Selanjutnya disusun programnya sesuai dengan kondisi kemampuan dan kecacatan anak. Pelaksanaannya diintegrasikan dalam proses belajar mengajar. Bagi siswa pasca sekolah perlu pembinaan dan latihan-latihan khusus untuk mempersiapkan pekerjaannya.