Senin, 14 Januari 2013

SISTEM PENDIDIKAN ANAK TUNA DAKSA DI SLB-D YPAC BANDUNG

Sistem pendidikan anak Tunadaksa di SLB-D YPAC Bandung dengan cara melakukan proses belajar mengajar di Ruang Sumber Belajar (RSB). Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa: RSB lebih dapat meningkatkan potensi anak secara optimal, karena di RSB terdapat banyak sumber dan alat-alat yang dapat membantu pemahaman anak dalam belajar. Disamping itu juga anak sambil latihan bergerak dengan berpindah antar RSB, anak tidak mudah bosan dan pengajaran yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak.

1.      Tujuan Belajar di RSB
Secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin, dan secara khusus agar anak Tunadaksa dapat mandiri baik dalam mengurus dirinya sendiri maupun dapat menghidupi dirinya. Minimal menjadi lebih baik atau selangkah lebih maju dari apa yang telah dimiliki anak.
2.      Proses Belajar di RSB
Langkah-langkah belajar di RSB melalui prosedur sebagai berikut:
ATD→PENGELOMPOKAN(KLASIFIKASI)→ASSESMEN→PENYUSUNAN PROGRAM (IEP)→PELAKSANAAN PBM DI RSB→EVALUASI→FOLLOW UP.
Berdasarkan proses tersebut, maka RSB ditata sesuai dengan kurikulum yang digunakan, yaitu meliputi:
  1. Ruang assesmen
  2. Ruang program umum yang terdiri dari semua bidang studi yang diajarkan, yaitu: RSB Agama, RSB Bahasa, RSB Matematika, RSB IPA, RSB IPS, RSB PPKN, RSB Kesenian, RSB Keterampilan, dan RSB Penjaskes.
  3. Ruang program khusus yang terdiri dari: RSB Bina Diri, RSB Bina Gerak, dan RSB Bina Bicara.
  4. Ruang program muatan lokal yang terdiri dari: RSB Kesenian Daerah
  5. Ruang program pilihan yang terdiri dari: RSB Pertukangan, menjahit, memasak, komputer, fotograpi, dll.
3.      Cara Belajar di RSB
Sebelum belajar di RSB, anak Tunadaksa perlu diklasifikasikan sesuai dengan kriteria menjadi kelompok akademik, kelompok keterampilan, kelompok pengembangan, dan kelompok Autis. Kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut:
a.       Melaksanakan assesmen per anak sebagai dasar penyusunan program. Adapun jenis asesmen yang dilakukan meliputi:
1)      Pengumpulan data kemampuan dan ketidakmampuan fisik tentang: kekuatan otot-otot, luas daerah gerak sendi (Range of Motion/ROM), kemampuan motorik halus dan motorik kasar, dan kemampuan gerak dasar tubuh yang dilakukan oleh Fisioterapist dan dokter ahli rehabilitasi.
2)      Pengumpulan data kemampuan psikis tentang: tingkat kecerdasan, bakat, minat, dan emosi, dilakukan oleh Psikolog.
3)      Pengumpulan data kemampuan akademik dan keterampilan dasar tentang: calistung, bidang studi, dan aktivitas kehidupan sehari-hari (Activity of Daily Living/ADL) dilakukan oleh guru-guru.
4)      Pengumpulan data kemampuan sosialnya, dilakukan oleh guru dan sosial worker.
5)      Pengumpulan data kemampuan keterampilan/vocasional dilakukan oleh guru keterampilan.
b.      Penyusunan Program
1)      Program kelompok disusun sebagai berikut:
a)      Kelompok akademik programnya sesuai kurikulum yang disesuaikan dengan kemampuan nyata anak.
b)      Kelompok keterampilan programnya: Calistung dan keterampilan dasar sesuai dengan kemampuannya.
c)      Kelompok pengembangan programnya: sosialisasi, bermain, dan day care
d)     Kelompok autis, programnya individual
2)      Program individual disusun berdasarkan kemampuan masing-masing anak
c.       Pelaksanaan Program Belajar di RSB
Proses belajar mengajar di RSB dilaksanakan per kelompok yang kemampuannya sama atau hampir sama. Proses belajarnya bertitik tolak pada kemampuan masing-masing anak dengan berprinsip pada individualisasi pengajaran.
d.      Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan baik pada saat proses belajar berlangsung maupun setelah selesai (Evaluasi proses dan hasil).
e.       Bimbingan Belajar
Bagi ATD yang mengalami kesulitan dalam belajar perlu diberikan bimbingan baik secara individual maupun secara kelompok dengan remedial teaching.
f.       Pembinaan Karier dan Pekerjaan
Kegiatannya dimulai sejak melakukan asesmen kemampuan keterampilan dasar oleh guru keterampilan dan psikolog untuk mengetahui kemampuan dan minatnya. Selanjutnya disusun programnya sesuai dengan kondisi kemampuan dan kecacatan anak. Pelaksanaannya diintegrasikan dalam proses belajar mengajar. Bagi siswa pasca sekolah perlu pembinaan dan latihan-latihan khusus untuk mempersiapkan pekerjaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar